TAHAP –TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK
Oleh : H. Sy. Abubakar Al Qadrie
1. Masa Usia
anak 0 – 2 tahun ( Periode Sensorimotor )
Masa usia
anak 0 – 2 tahun disebut juga dengan sensorimotorik (dalam pengamatan dan
penginderaan) dimana pada usia ini sangat sensitif terhadap dunia sekitarnya. Dalam
periode ini Prestasi intelektual yang dicapai ialah perkembangan bahasa,
hubungan tentang obyek, kontrol skema, kerangka berfikir, pembentukan
pengertian, pengenalan hubungan sebab akibat.
Perilaku
kognitif tampak antara lain:
a. menyadari
dirinya berbeda dari benda-benda lain di sekitarnya;
b. sensitif
terhadap rangsangan suara dan bahaya;
c. mencoba
bertahan pada pengalaman-pengalaman yang menarik;
d. mendefenisikan
obyek/benda dengan manipulasinya;
e. mulai
memahaminya ketepatan makna suatu obyek meskipun lokasi dan posisinya berubah.
Firman Allah dalam surat an-Nahl ayat 78
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur.”
Berdasarkan
firman Allah terbut, pada anak usia seperti ini sentuhan nilai-nilai Keagaman
diberikan pada anak diantaranya :
a. Pada
masa dalam kandungan
- Orang tuanya terutama ibu hendaknya sering membaca Al Qur’an dan mendengarkannya baik melalui audio visual maupun lainnya
- Berperilaku yang santun sesuai dengan norma Agama
- Terapi dengan menggunakan musik
b. Pada
masa kelahiran sampai usia 2 tahun
- F Ketika lahir anak diazankan dan diiqamatkan.
- F Dibiasakan untuk didengarkan ayat-ayat Al Qur’an baik secara langsung maupun melalui media visual ketika akan ditidurkan
- F Diajarkan sedikit-sedikit pengucapan lafal Al Qur’an
2. Masa Usia
anak 2 – 7 tahun ( Periode Preoperational )
Masa usia anak 2 – 7 tahun disebut juga dengan Periode Preoperational Periode Preoperational terbagi kedalam dua tahapan yaitu :
a. Tahap
preconceptual pada umur 2 – 4 tahun
Periode preconceptual
ditandai dengan cara berfikir yang bersifat transduktif (menarik konklusi
tentang sesuatu yang khusus atas dasar hal خصوص
Sentuhan
nilai-nilai Keagamaan yang diberikan pada usia ini :
- Pengenalan peralatan sekitarnya yang dikaitkan dengan huruf hijaiyah.
- Menajarkan dengan menuntun tangannya untuk menulis huruf Hijaiyah.
- Menyebutkan Huruf-huruf Hijaiyah kemudian diminta untuk diikuti pengucapannya menskipun belum sempurna.
b. Tahap
intiutive pada umur 4 – 7 tahun.
Priode intuitif ditandai oleh
dominasi pengamatan yang bersifat egocentric (belum memahami cara orang lain
memandang objek yang sama), seperti searah (selancar),
Perilaku kognitif yang
tampak antara lain:
1) Self-centered dalam memandang dunianya
2) Dapat
mengklasifikasikan objek-objek atas dasar satu ciri tertentu yang memiliki ciri
yang sama, mungkin pula memilki perbedaan dalam hal yang lainnya
3) Dapat
melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri atau kriteria tertentu
4) Dapat
menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda yang
tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama.
Dalam hal ini, lebih
tertumpu pada penggunaan akal:
ü
Mengembangkan budaya membaca, Islam
memandang membaca itu sebagai budaya intelektual
ü
Mengadakan banyak observasi dengan
penjelajahan-penjelajahan dimungkinkan banyak menemukan realitas lingkungan
bio-fisik, lingkungan sosio-kultural maupun lingkungan psikologis, dan akan
memberikan kekayaan informasi yang diperlukan untuk memperluas horizon
pemikiran manusia,
Sentuhan
nilai-nilai Keagamaan yang diberikan pada usia ini, diantaranya :
- Membiasakan anak untuk melakukan shalat dan amal ibadah ringan lainnya
- Menajarkan tata krama/ perilaku yang sesuai dengan tuntunan Akidah Islamiyah.
- Membiasakan menderkan nasihat yang baik
- Membiasakan mendengarkan ayat-ayat suci Al Qur’an
Dalam hal ini sesuai
dengan Al Qur’an Surat al-Haj ayat 46,
Artinya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
Untuk melihat,
memperhatikan, dan mengambil ibrah
dengan anggota badan dan hatinya Allah swt mengajak hambanya untuk mengadakan
perjalanan. Dengan kata lain bahwa hatinya dapat memahami dan mengerti
ayat-ayat Allah swt. Dengan telinga dapat mendengar tentang berita orang-orang
terdahulu yang disiksa oleh Allah swt. Sesuai dengan firman Allah swt :
Artinya: “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang
buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
3.
Masa Usia anak 7 – 12 tahun ( Periode Concrete Operational )
Masa usia anak 7 – 12
tahun disebut juga dengan Periode Concrete Operational, artinya kemampuan dan
kecakapan yang baru menandai periode ini, ialah dengan melalui mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan.
Dalam periode ini anak mulai pula menkonservasi pengetahuan tertentu. Perilaku
kognitif yang tampak pada periode ini ialah kemampuan dalam proses berfikir
untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek
yang bersifat konkrit.
Sentuhan
nilai-nilai Keagamaan yang diberikan pada usia ini, diantaranya :
- Menyuruh anak melalukan shalat dan memukulnya apabila tidak melakukan shalat pada usia 10 tahun sesuai dengan ajaran Nabi SAW.
- Mengajarkan Al Qur’an secara langsung oleh orang tua atau dititpkan pada tempat pengajian.
- Membangun komunikasi dengan anak
- Menjelaskan tentang ajaran Akidah Islamiyah serta memberikan contoh suri tauladan kepada mereka
Allah swt telah
memberikan contoh-contoh tauladan dalam kehidupan yang tergambar didalam
al-Qur’an surat Luqman ayat 18-19,
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Ayat diatas
(surah Lukman, ayat 14-19) merupakan pesan atau wasiat Lukman kepada
anak-anaknya yang mencakup realita kehidupan. Setiap wasiat agar senantiasa
diperhatikan dengan seksama, apabila perintah maka anjuran untuk dikerjakan.
Sebaliknya, larangan anjuran untuk ditinggalkan larangan tersebut.
4.
Masa Usia anak 12 tahun keatas ( periode Operational Formal )
Masa usia anak
12 tahun keatas disebut juga dengan Operational Formal (Verbal) Periode,
artinya sudah ditandai mampu mencari jati dirinya sendiri, baik keagamaan, sahabat,
dan lain-lain dan hanya dalm perkembangan selanjutnya mampu memberikan
pengarahan orang tua, karena ada kecenderungan untuk positif atau negatif.
Perkembangan ini sangat menentukan arah kedepan dalam pemelihan cita-cita,
pacar, mungkin profesi, maka perlu bimbingan dan arahan langkah selanjutnya.
Menurut Imam As-Syathibi, ada tiga hal kemaslahatan: Kemaslahatan yang dhuriyaat, terdiri-dari:
1)
Agama (ad-din)
2)
Jiwa (an-nafs)
3)
Akal (al-aql)
a. Masa
Pendidikan Anak
Pada masa ini, anak-anak sudah berusia antara
6 hingga 14 tahun. Pada masa ini, anak-anak harus mempelajari prinsip
kebudayaan Islam dari Alquran, puisi-puisi Arab, kaligrafi, juga para pemimpin
Islam. Menurut Ibnu Sina, pendidikan pada masa ini harus dilakukan dalam
kelompok-kelompok, bukan perseorangan. Sehingga siswa tidak merasa bosan.
Selain itu, mereka bisa belajar mengenai arti persahabatan.
b. Masa
usia 14 tahun ke atas
Pada
masa remaja ini, mereka dipersiapkan untuk mempelajari tipe pelajaran tertentu
supaya memiliki keahlian khusus. Selain itu,
mereka harus mempelajari pelajaran yang sesuai dengan bakat mereka. Mereka juga
tidak boleh dipaksa untuk mempelajari dan bekerja di bidang yang tidak mereka
inginkan dan mereka pahami. Namun pelajaran dasar harus diberikan kepada
mereka.
Ibnu
Sina menganggap pendidikan pada anak-anak maupun remaja harus diberikan karena
pendidikan itu memiliki hubungan yang erat antara pemenuhan kebutuhan ekonomi
dan social (agama). Seorang remaja harus
dibekali ketrampilan-keterampilan sesuai bakat dan kemampuannya, sehingga ia
berkembang sesuai dengan keahlianya yang mendukung pekerjaannya dimasa
mendatang. Al-Ghazali menekankan pentingnya pembentukan karakter. Dengan
memberikan pendidikan karakter yang baik maka orang tua sudah membantu
anak-anaknya untuk hidup sesuai jalan yang lurus. Namun, pendidikan yang buruk
akan membuat karakter anak-anak menjadi tidak baik dan berpikiran sempit
sehingga sulit membawa mereka menuju jalan yang benar kembali.Oleh karena itu,
anak-anak harus belajar di sekolah dasar sehingga pengetahuan yang diperoleh
sejak masih kecil akan melekat kuat bagai ukiran di atas batu. Selain itu,
anak-anak juga harus diyakinkan bahwa mereka harus selalu mengembangkan ilmu
pengetahuan yang diperolehnya.
Anak-anak
terus berkembang, pada usia remaja mereka akan merasa tertarik dengan lawan
jenis, lalu pada usia 20 tahun, mereka merindukan menjadi pemimpin, dan pada
usia 40 tahun orang membutuhkan kedekatan dan kesenangan terhadap pengetahuan
akan Tuhannya.Pada masa anak-anak, orang tua harus mengajari mereka ilmu
Alquran dan hadis. Selain itu, mereka harus dijaga dari puisi-puisi
cinta. Sebab hal itu, kata dia, bisa menjadi bibit yang buruk bagi jiwa seorang
anak laki-laki. . Mereka juga harus diajari mematuhi nasehat
orang tua, gurun, serta orang-orang yang lebih tua. Selain itu mereka juga
harus diajarkan menjadi orang yang jujur, sederhana, dermawan, dan beradab.
Selain itu, anak-anak sebaiknya memiliki teman yang bermoral baik, berkarakter
baik, pandai, serta jujur.
Nanga Tepuai,
21 Maret 2012
Wassalam,
H. Sy. AbubakarAl Qadrie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar