Rabu, 21 Maret 2012

PSIKOLOGI ANAK

TAHAP –TAHAP PERKEMBANGAN ANAK

Oleh : H. Sy. Abubakar Al Qadrie


1.      Masa Usia anak 0 – 2 tahun ( Periode Sensorimotor )
Masa usia anak 0 – 2 tahun disebut juga dengan sensorimotorik (dalam pengamatan dan penginderaan) dimana pada usia ini sangat sensitif terhadap dunia sekitarnya. Dalam periode ini Prestasi intelektual yang dicapai ialah perkembangan bahasa, hubungan tentang obyek, kontrol skema, kerangka berfikir, pembentukan pengertian, pengenalan hubungan sebab akibat.
Perilaku kognitif tampak antara lain:
a.      menyadari dirinya berbeda dari benda-benda lain di sekitarnya;
b.      sensitif terhadap rangsangan suara dan bahaya;
c.       mencoba bertahan pada pengalaman-pengalaman yang menarik;
d.     mendefenisikan obyek/benda dengan manipulasinya;
e.      mulai memahaminya ketepatan makna suatu obyek meskipun lokasi dan posisinya berubah.
Firman Allah  dalam surat an-Nahl ayat 78
                                                                                                                     
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

Berdasarkan firman Allah terbut, pada anak usia seperti ini sentuhan nilai-nilai Keagaman diberikan pada anak diantaranya :

a.      Pada masa dalam kandungan
  1. Orang tuanya terutama ibu hendaknya sering membaca Al Qur’an dan mendengarkannya baik melalui audio visual maupun lainnya
  2.  Berperilaku yang santun sesuai dengan norma Agama
  3.  Terapi dengan menggunakan musik

b.      Pada masa kelahiran sampai usia 2 tahun
  • F Ketika lahir anak diazankan dan diiqamatkan.
  • F Dibiasakan untuk didengarkan ayat-ayat Al Qur’an baik secara langsung maupun melalui media visual ketika akan ditidurkan
  • F Diajarkan sedikit-sedikit pengucapan lafal Al Qur’an

2.      Masa Usia anak 2 – 7 tahun ( Periode Preoperational ) 
       
Masa usia anak 2 – 7 tahun disebut juga dengan Periode Preoperational Periode Preoperational terbagi kedalam dua tahapan yaitu : 
a.      Tahap preconceptual pada umur 2 – 4  tahun
Periode preconceptual ditandai dengan cara berfikir yang bersifat transduktif (menarik konklusi tentang sesuatu yang khusus atas dasar hal خصوص

Sentuhan nilai-nilai Keagamaan yang diberikan pada usia ini :
  • Pengenalan peralatan sekitarnya yang dikaitkan dengan huruf hijaiyah.
  •   Menajarkan dengan menuntun tangannya untuk menulis huruf Hijaiyah.
  •  Menyebutkan Huruf-huruf Hijaiyah  kemudian diminta untuk diikuti pengucapannya menskipun belum sempurna.

b.      Tahap intiutive pada umur 4 – 7  tahun.
Priode intuitif ditandai oleh dominasi pengamatan yang bersifat egocentric (belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah (selancar),
Perilaku kognitif yang tampak antara lain:
1)      Self-centered dalam memandang dunianya
2)      Dapat mengklasifikasikan objek-objek atas dasar satu ciri tertentu yang memiliki ciri yang sama, mungkin pula memilki perbedaan dalam hal yang lainnya
3)      Dapat melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri atau kriteria tertentu
4)      Dapat menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda yang tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama.
Dalam hal ini, lebih tertumpu pada penggunaan akal:
ü  Mengembangkan budaya membaca, Islam memandang membaca itu sebagai budaya intelektual
ü  Mengadakan banyak observasi dengan penjelajahan-penjelajahan dimungkinkan banyak menemukan realitas lingkungan bio-fisik, lingkungan sosio-kultural maupun lingkungan psikologis, dan akan memberikan kekayaan informasi yang diperlukan untuk memperluas horizon pemikiran manusia,

Sentuhan nilai-nilai Keagamaan yang diberikan pada usia ini, diantaranya :
  1. Membiasakan anak untuk melakukan shalat dan amal ibadah ringan lainnya 
  2.  Menajarkan tata krama/ perilaku yang sesuai dengan tuntunan Akidah Islamiyah.
  3.  Membiasakan menderkan nasihat yang baik 
  4.  Membiasakan mendengarkan ayat-ayat suci Al Qur’an

Dalam hal ini sesuai dengan Al Qur’an Surat al-Haj ayat 46,
Artinya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”

                 Untuk melihat, memperhatikan, dan mengambil ibrah dengan anggota badan dan hatinya Allah swt mengajak hambanya untuk mengadakan perjalanan. Dengan kata lain bahwa hatinya dapat memahami dan mengerti ayat-ayat Allah swt. Dengan telinga dapat mendengar tentang berita orang-orang terdahulu yang disiksa oleh Allah swt. Sesuai dengan firman Allah swt :
Artinya: “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
           
3.      Masa Usia anak 7 – 12 tahun ( Periode Concrete Operational )
         Masa usia anak 7 – 12 tahun disebut juga dengan Periode Concrete Operational, artinya kemampuan dan kecakapan yang baru menandai periode ini, ialah dengan melalui  mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan. Dalam periode ini anak mulai pula menkonservasi pengetahuan tertentu. Perilaku kognitif yang tampak pada periode ini ialah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkrit.

Sentuhan nilai-nilai Keagamaan yang diberikan pada usia ini, diantaranya :
  • Menyuruh anak melalukan shalat dan memukulnya apabila tidak melakukan shalat pada usia 10 tahun sesuai dengan ajaran Nabi SAW.
  •  Mengajarkan Al Qur’an secara langsung oleh orang tua atau dititpkan pada tempat pengajian.
  •  Membangun komunikasi dengan anak
  • Menjelaskan tentang ajaran Akidah Islamiyah serta memberikan contoh suri tauladan kepada mereka

Allah swt telah memberikan contoh-contoh tauladan dalam kehidupan yang tergambar didalam al-Qur’an surat Luqman ayat 18-19,

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Ayat diatas (surah Lukman, ayat 14-19) merupakan pesan atau wasiat Lukman kepada anak-anaknya yang mencakup realita kehidupan. Setiap wasiat agar senantiasa diperhatikan dengan seksama, apabila perintah maka anjuran untuk dikerjakan. Sebaliknya, larangan anjuran untuk ditinggalkan larangan tersebut.

4.      Masa Usia anak 12 tahun keatas ( periode Operational Formal )

                  Masa usia anak 12 tahun keatas disebut juga dengan Operational Formal (Verbal) Periode, artinya sudah ditandai mampu mencari jati dirinya sendiri, baik keagamaan, sahabat, dan lain-lain dan hanya dalm perkembangan selanjutnya mampu memberikan pengarahan orang tua, karena ada kecenderungan untuk positif atau negatif. Perkembangan ini sangat menentukan arah kedepan dalam pemelihan cita-cita, pacar, mungkin profesi, maka perlu bimbingan dan arahan langkah selanjutnya.
         Menurut Imam As-Syathibi, ada tiga hal kemaslahatan: Kemaslahatan yang dhuriyaat, terdiri-dari:
1)      Agama (ad-din)
2)      Jiwa (an-nafs)
3)      Akal (al-aql)

a.      Masa Pendidikan Anak
 Pada masa ini, anak-anak sudah berusia antara 6 hingga 14 tahun. Pada masa ini, anak-anak harus mempelajari prinsip kebudayaan Islam dari Alquran, puisi-puisi Arab, kaligrafi, juga para pemimpin Islam. Menurut Ibnu Sina, pendidikan pada masa ini harus dilakukan dalam kelompok-kelompok, bukan perseorangan. Sehingga siswa tidak merasa bosan. Selain itu, mereka bisa belajar mengenai arti persahabatan.

b.     Masa usia 14 tahun ke atas
Pada masa remaja ini, mereka dipersiapkan untuk mempelajari tipe pelajaran tertentu supaya  memiliki keahlian khusus. Selain itu, mereka harus mempelajari pelajaran yang sesuai dengan bakat mereka. Mereka juga tidak boleh dipaksa untuk mempelajari dan bekerja di bidang yang tidak mereka inginkan dan mereka pahami. Namun pelajaran dasar harus diberikan kepada mereka.
Ibnu Sina menganggap pendidikan pada anak-anak maupun remaja harus diberikan karena pendidikan itu memiliki hubungan yang erat antara pemenuhan kebutuhan ekonomi dan social (agama).  Seorang remaja harus dibekali ketrampilan-keterampilan sesuai bakat dan kemampuannya, sehingga ia berkembang sesuai dengan keahlianya yang mendukung pekerjaannya dimasa mendatang. Al-Ghazali menekankan pentingnya pembentukan karakter. Dengan memberikan pendidikan karakter yang baik maka orang tua sudah membantu anak-anaknya untuk hidup sesuai jalan yang lurus. Namun, pendidikan yang buruk akan membuat karakter anak-anak menjadi tidak baik dan berpikiran sempit sehingga sulit membawa mereka menuju jalan yang benar kembali.Oleh karena itu, anak-anak harus belajar di sekolah dasar sehingga pengetahuan yang diperoleh sejak masih kecil akan melekat kuat bagai ukiran di atas batu. Selain itu, anak-anak juga harus diyakinkan bahwa mereka harus selalu mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Anak-anak terus berkembang, pada usia remaja mereka akan merasa tertarik dengan lawan jenis, lalu pada usia 20 tahun, mereka merindukan menjadi pemimpin, dan pada usia 40 tahun orang membutuhkan kedekatan dan kesenangan terhadap pengetahuan akan Tuhannya.Pada masa anak-anak, orang tua harus mengajari mereka ilmu Alquran dan hadis. Selain itu, mereka harus dijaga dari  puisi-puisi cinta. Sebab hal itu, kata dia, bisa menjadi bibit yang buruk bagi jiwa seorang anak laki-laki.                                    .         Mereka juga harus diajari mematuhi nasehat orang tua, gurun, serta orang-orang yang lebih tua. Selain itu mereka juga harus diajarkan menjadi orang yang jujur, sederhana, dermawan, dan beradab. Selain itu, anak-anak sebaiknya memiliki teman yang bermoral baik, berkarakter baik, pandai, serta jujur.


Nanga Tepuai, 21 Maret 2012
Wassalam,
H. Sy. AbubakarAl Qadrie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar