KITAB SUCI DALAM ISLAM
Oleh : H. Sy.
Abubakar Al Qadrie

Kitab suci adalah catatan yang difirmankan oleh
Tuhan kepada para nabi dan rasul. Umat Islam diwajibkan meyakininya, karena
mempercayai kitab-kitab selain Al Qur’an sesuai dengan salah satu Rukun Iman.
Dalam firman Allah ayat Al Imraan 3 ayat 4: “ Sebelum (Al Quran), menjadi
petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang
yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah
Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). ” —(Al Imran 3:4) Kemudian An
Nissa 4 ayat 136 dan 163: “ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. ” —(An Nissa
4:136) “ Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami
telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami
telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada
Daud. ” —(An Nissa 4:163)
Dalam agama Islam dikenal empat buah kitab yang
wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak
dijelaskan dalam Alquran dan juga dalam Hadis. Selain dari kitab Allah yang
diturunkan melalui rosul melalui malaikat jibril, kita juga bisa berpedoman
pada hadist nabi Muhammah SAW dan sahifah-sahifah / suhuf / lembaran firman
Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim dan Musa AS. Percaya pada
kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib 'ain atau wajib bagi seluruh warga
muslimin di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti definisi, kitab
Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang
masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Alquran disebut
orang-orang yang murtad.
Daftar kitab Allah SWT beserta Rasul penerima
wahyunya :
1.
Kitab
Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2.
Kitab
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3.
Kitab
Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4.
Kitab
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
Sedangkan tulisan-tulisan firman Allah zaman dahulu
dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa berupa shuhuf (lembaran kecil) dan mushaf.
Kata Suhuf pula terdapat di surah al A’laa “ (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan
Musa. ” —(al A’laa 87:19) Kedua kalimat itu berasal dari akar kalimat yang sama
Sahafa “Menulis”. Shuhuf (tunggal: sahifa) berarti sepenggal kalimat yang
ditulis dalam material seperti kertas, kulit, papirus dan lain-lain. Mushaf
(jamak: masahif) berarti kumpulan shuhuf, yang dibundel menjadi satu.
Shuhuf
Beberapa nabi yang memiliki shuhuf adalah:
Ø Adam – 10 shuhuf
Ø Syits – 60 shuhuf
Ø Idris – 30 shuhuf
Ø Ibrahim – 30 shuhuf
Ø Musa – 10 shuhuf
Untuk shuhuf Ibrahim dan Musa tercantum didalam
firman Tuhan, surah Al A’la dan An Najm, yang berbunyi; “ Sesungguhnya
beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama
Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu)
Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. ” —(Al A’la : 14-19) “ Ataukah belum diberitakan
kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran
Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? ” —(An Najm : 36-37) Mushaf Taurat
(Torah)
Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani, berisikan
syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar dan diturunkan melalui Musa. Isi
pokok Taurat adalah 10 firman Allah bagi bangsa Israel. Selain itu, Taurat
berisikan tentang sejarah nabi-nabi terdahulu hingga Musa dan kumpulan hukum. “
(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan
kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil. ” —(Ali
Imran: 3)
TAURAT
Kitab Taurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah
lima kitab pertama Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam
bahasa Yunani disebut Pentateukh. Kelima kitab ini adalah:
a.
Kejadian,
bahasa Latin: Genesis, bahasa Ibrani: beresyit (בראשית),
b.
Keluaran,
bahasa Latin: Exodus, bahasa Ibrani syemot (שמות),
c.
Imamat,
bahasa Latin: Leviticus, bahasa Ibrani wayyikra (ויקרא),
d.
Bilangan,
bahasa Latin: Numerii, bahasa Ibrani bemidbar (במדבר) dan
e.
Ulangan,
bahasa Latin: Deuteronomium, bahasa Ibrani debarim (דברים).
Nama-nama Latin berasal dari Septuaginta. Kelima
buku pertama ini dianggap penting karena kelima buku ini memuat
peraturan-peraturan yang dipercayai ditulis oleh Musa. Menurut tradisi kitab
Taurat ditulis oleh nabi Musa, sedang kematiannya yang tercatat pada Kitab
Ulangan pasal 34 dituliskan oleh penerusnya, Yosua.[rujukan?] Contoh serupa
adalah kitab Yeremia, yang pada akhirnya di kitab tersebut dituliskan “sampai
di sinilah perkataan-perkataan Yeremia” (Yeremia 51:64) namun kitab tersebut
masih dilanjutkan (kebanyakan berisi sejarah dan kejadian yang terjadi setelah
perkataan Yeremia berakhir). Kata Taurat sendiri sebenarnya berarti pengajaran
oleh Allah. Kata ini diterapkan kepada Kesepuluh Hukum (Dasa Titah), kemudian
pada segala hukum dan peraturan dari Tuhan. Orang Samaria mengakui kelima kitab
Taurat ini sebagai kitab suci mereka, namun mereka menolak kitab-kitab lainnya
yang terdapat di dalam Perjanjian Lama
ZABUR (MAZMUR)
Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian bagi Allah)
yang dibawakan melalui Daud yang berbahasa Qibti. Kitab ini tidak mengandung
syariat, karena Daud diperintahkan untuk meneruskan syariat yang telah dibawa
oleh Musa. “ Dan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud. ” —(An-Nisa;
163) Zabur (bahasa Arab: زبور) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur,
yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum
Al-Qur’an (selain Taurat dan Injil). Istilah zabur adalah persamaan dengan
istilah Ibrani zimra, bermaksud “lagu, musik.” Ia, bersama dengan zamir
(“lagu”) dan mizmor (“mazmur” atau psalm), merupakan derivasi zamar, artinya
“nyanyi, nyannyikan pujian, buatkan musik.” Umat Muslim percaya bahwa zabur
adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada kaum Bani Israil melalui
utusannya yang bernama Nabi Daud.
Zabur menurut hadits Satu hadits dari sahih Bukhari,
mengatakan: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, “Pembacaan Zabur
dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang tunggangannya diletakkan
pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur sebelum pelana siap diletakkan. Dan
dia tidak akan makan tetapi hasil dari kerjanya sendiri.”
INJIL
Injil pertama kali ditulis menggunakan bahasa
Suryani melalui murid-murid Isa untuk bangsa Israel sebagai penggenap ajaran
Musa. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu euangelion yang
berarti “kabar gembira”. Injil-injil tidak mempunyai pembahasan sistematis
mengenai satu tema atau tema-tema tertentu, meskipun di dalamnya banyak
membahas hal kerajaan Surga. Injil yang ada saat ini mengandung firman Allah
dan riwayat Isa, yang semuanya ditulis oleh generasi setelah Isa. “ Dan Kami
iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. ” —(Al-Maa`idah
5:46)
Injil (Yunani:ευαγγέλιον/euangelion – “kabar baik”
atau “berita baik” atau “berita suka cita”) adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut keempat kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab
tersebut adalah: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes.
Kata injil sendiri berasal dari bahasa Arab.
Ø Arti injil
Injil biasanya mengandung arti:
1.
Pemberitaan
tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita
yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal-usul penggunaan kata
“Injil” menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
2.
Dalam
pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik
(Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya
yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan,
kematian, dan kebangkitan Yesus.
3.
Sejumlah
sarjana modern menggunakan istilah “Injil” untuk menunjuk kepada sebuah genre
hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das
Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The
Gospel and the Gospels). Kata “injil” dipergunakan oleh Paulus sebelum
kitab-kitab Injil dari kanon Perjanjian Baru ditulis, ketika ia mengingatkan orang-orang
Kristen di Korintus “kepada Injil yang aku beritakan kepadamu” (1 Korintus
15:1). Melalui berita itu, Paul menegaskan, mereka diselamatkan, dan ia
menggambarkannya di dalam pengertian yang paling sederhana, sambil menekankan
penampakan Kristus setelah kebangkitan (15:3-8): “… bahwa Kristus telah mati
karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan
bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas
murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara
sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa
di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus,
kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan
diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.”
Penggunaan kata injil (atau ekuivalennya dalam bahasa Yunani evangelion) untuk
merujuk pada suatu genre tulisan yang khas yang berasal dari abad ke-2. Kata
ini jelas digunakan untuk menunjuk suatu genre dalam Yustinus Martir (l.k. 155)
dan dalam pengertian yang lebih kabur sebelumnya dalam Ignatius dari Antiokhia
(l.k. 117).
Ø Penulisan Injil
Beberapa catatan :
1.
Kitab
Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 Masehi. Yang mula-mula adalah
Surat-surat Paulus, kemudian barulah bagian-bagian lain. Beberapa abad sesudah
Masehi, Gereja baru mensahkan kanon Kitab Perjanjian Baru setelah urutannya
diubah dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan (Intisari
Iman Kristen oleh Ds.B.J. Boland, 1964).
2.
Umumnya
boleh dikatakan bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan kira-kira pada
tahun 200, secara definitif pada tahun 380 (Sejarah Gereja oleh Dr. H. Berkhof
dan Dr.I.H. Enklaar, 1962).
3.
De
Arameesche tekst van het Mattheus-evengelie is reeds vroegtijdig gegaan. De
andrere drie evangelien, zijn in het Grieksch geschreven. De boeken van de
Heilige Schrift, zelfs de evengelien, zijn niet volkomen in de zelfds toestand
bewaard gebleven, waarin zijoorspronkelijk zijn geschreven. Daar de
boekdrukkeenst niet bestond, warden zij eeuwen long telkens overgeschreven en
hijdat overschrijoen werden soms woorden uitgelaten, verwisseld of verkeerd
geschreven … Artinya : Injil Matius yang berbahasa Arami telah lama hilang.
Tiga Injil lainnya ditulis dalam bahasa Yunani. Buku-buku dari Kitab Suci juga
injil-injilnya tidak tersimpan dengan sempurna dalam keadaan yang sama, dalam
mana itu asalnya ditulis. Karena tidak adanya cetak-mencetak buku maka
seringkali dilakukan pemindahtulisan berabad-abad lamanya, dan dalam
memindahtuliskan itu kadang-kadang terjadi penghapusan kata-kata, penukaran
kata-kata atau penulisan terbalik … (Het Evangelie, 1929, Badan Perpustakaan
Petrus Canisius)
Ø Injil kanonik
Dari banyak injil yang ditulis, ada
empat injil yang diterima sebagai bagian dari Perjanjian Baru dan dikanonkan.
Hal ini merupakan tema utama dalam sebuah tulisan oleh Irenaeus, l.k. 185.
Dalam tulisannya yang diberi judul “Melawan Kesesatan” Irenaeus menentang
beberapa kelompok Kristen yang menggunakan hanya satu Injil saja, seperti
kelompok Marsion – yang menggunakan versi Injil Lukas yang sudah diubah
sedemikian rupa. Irenaeus juga menentang beberapa kelompok yang menekankan
tulisan-tulisan berisi wahyu-wahyu baru, seperti kelompok Valentinius (A.H.
1.11.9). Irenaeus menyatakan bahwa ada empat injil yang adalah tiang-tiang
gereja. “tak mungkin ada lebih atau kurang daripada empat,” katanya, sambil
mengajukan analogi sebagai logikanya bahwa ada empat penjuru dunia dan empat
arah angin (1.11.8).
Citranya ini, yang diambil dari
Kitab Yehezkiel 1:10, tentang takhta Allah yang didukung oleh empat makhluk
dengan empat wajah—”Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di
sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang”—
ekuivalen dengan Injil yang “berwajah empat”, adalah lambang-lambang
konvensional dari para penulis Injil: singa, lembu, rajawali, dan manusia.
Irenaeus berhasil menyatakan bahwa keempat Injil itu bersama-sama, dan hanya
keempat Injil inilah, yang mengandung kebenaran. Dengan membaca masing-masing
Injil di dalam terang yang lainnya, Irenaeus menjadikan Yohanes sebagai lensa
untuk membaca Matius, Markus dan Lukas. Pada peralihan abad ke-5, Gereja Barat
di bawah Paus Inosensius I, mengakui sebuah kanon Alkitab yang meliputi keempat
Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, yang sebelumnya telah ditetapkan
pada sejumlah Sinode regional, yaitu Konsili Roma (382), Sinode Hippo (393),
dan dua Sinode Karthago (397 dan 419).[1] Kanon ini, yang sesuai dengan kanon
Katolik modern, digunakan dalam Vulgata, sebuah terjemahan Alkitab dari awal
abad ke-5 yang dikerjakan oleh Hieronimus[2] atas permintaan Paus Damasus I pada
382. Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil bervariasi. Berikut perkiraan kurun
waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya “An Introduction to
the New Testament”, sebagai representasi atas konsensus umum para sarjana, pada
tahun 1996:
a.
Markus:
l.k. 68-73
b.
Matius:
l.k. 70-100
c.
Lukas:
l.k. 80-100
d.
Yohanes:
90-110
Sedangkan, perkiraan kurun waktu yang diberikan
dalam NIV Study Bible:
a.
Markus:
l.k. tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
b.
Matius:
l.k. tahun 50-70-an
c.
Lukas:
l.k. tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
d.
Yohanes:
l.k. tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70
Ø Injil Apokrif
Beberapa injil yang tidak
dikanonkan meskipun mempunyai keserupaan dalam hal sebagian isi dan gaya
bahasa, dibandingkan dengan injil-injil kanonik. Kebanyakan (yang lainnya)
adalah gnostik dalam hal isi dan gaya bahasa, mempresentasikan / mengemukakan
ajaran-ajaran dari sudut pandang yang sangat berbeda dan dalam beberapa kasus
dicap sebagai bid’ah.
AL-QUR`AN
Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan
Allah sebagai satu kesatuan kitab sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat
muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak
ada keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan
membentuk ketaqwaan manusia. “ Pada bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia. ” —(Al-Baqarah: 185) Tampilan
Al-Qur`an dianggap unik, karena berupa prosa berirama, puisi epik, dan simfoni
dalam keterpaduan teks yang indah. Isi Al-Qur`an juga dianggap unik, berupa
paduan filsafat semesta, catatan sejarah, peringatan-peringatan dan hiburan,
dasar-dasar hukum, serta doa-doa. Bagi umat Islam, tidak disyariatkan untuk
mempelajari isi Taurat, Zabur, dan Injil yang ada saat ini, karena menurut
ajaran Islam, dianggap telah mengandung berbagai tafsiran yang tidak benar[4]
dan karena isi kesemua kitab yang masih diperlukan, telah dimasukkan ke dalam
kitab Al-Qur`an. Namun tidak diperlukan juga upaya untuk menyerang atau
menyalah-nyalahkan isi Taurat, Zabur, atau Injil, karena terdapat ayat-ayat
Allah di dalamnya. Al-Qur’ān (ejaan KBBI: Alquran, Arab: القرآن) adalah kitab
suci agama Islam. Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan
penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.
1.
Kandungan Al Qur’an
Al-Quran adalah
kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal
diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa akibat kiamat besar. Di dalam surat-surat dan ayat-ayat
alquran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi
beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari
masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :
a. Aqidah / Akidah
Aqidah adalah
ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki
oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan
tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun
iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai
orang-orang kafir.
b.
Ibadah
Ibadah adalah
taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian
"fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau
dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam
ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam.
Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di
bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu
menjalankannya.
- Akhlaq / Akhlak
Akhlak adalah
perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi
Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap
manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
- Hukum-Hukum
Hukum yang ada
di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman
untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia
yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an ada beberapa
jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
- Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau
peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman
Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat
surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di
dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang
menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
- Sejarah-Sejarah atau
Kisah-Kisah
Sejarah atau
kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan
kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan
akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa
lalu atau dengan istilah lain ikibar.
- Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam
al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan
pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,
terutama mengenai alam semesta.
2.
Sifat-sifat Al-Quran
Allah swt.
memberikan sifat kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: "Dan
sesungguhnya Alquran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya
(Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan
dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji". (Fushshilat: 41-42) Di
dalam ayat yang lain Allah juga mensifatinya dengan firman-Nya: "(inilah)
suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara
terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha
Tahu". (Huud: 1).
Allah telah melukiskan Al Quran
dengan beberapa sifat, diantaranya ;
1)
Nur (cahaya)
Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran). ( An- Nisaa : 174)
2)
Huda
(petunjuk), Syifa (obat), Rahmah (Rahmat) dan Mauizah (nasehat) :
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus : 57)
3)
Mubin
(yang menerangkan)
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu
Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi
kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. (Al Maidah : 15)
Dan banyak lagi sifat-sifat Al
Qur’an sebagaimana yang disebutkan dalam banyak ayat, seperti :
- Mubarak (yang diberkati
- Busyra (kabar gembira)
- Aziz ( yang Mulia)
- Majid ( yang dihormati)
- Basyr (pembawa kabar gembira)
DAFTAR PUSTAKA
Professor James Barr, Alkitab di Dunia Modern (The Bible in the Modern World),
BPK Gunung Mulia, Kwitang 22, Jakarta Pusat : 1979
Adnis Armas, MA, Metodelogi Bibel dalam Studi Al Quran, Bandung : Gema Insani, 2005